MEMBANGUN ASET DUNIA HARUS DIIRINGI DENGAN ASET AKHIRAT!
- KJ89
- 15 Mar 2017
- 3 menit membaca
“Sekiranya penduduk negeri itu beriman dan bertakwa, tentulah Kami bukakan baginya (pintu) rahmat dari langit dan bumi...”
-QS. Al-A’raaf : 96-
Aset (dunia) yang sedang dibangun oleh kebanyakan orang cenderung berorientasi horizontal atau hanya berfokus pada kepentingan duniawi saja. Oleh karena itu mungkin pendidikan finansial (pengetahuan tentang uang) jarang sekali di bahas karena masih dianggap ‘tabu’ oleh sebagian orang. Yah bisa kita lihat/dengar pandangan seperti:
“Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang.”
“Orang-orang kaya itu bajingan yang senang menindas orang-orang miskin.”
“Lebih baik hidup miskin tapi bahagia, daripada kaya namun penuh derita.”
“Orang kaya itu sulit masuk surga karena identik dengan pelit, sombong dan serakah.”
“Kaya-Miskin adalah takdir.”
Pandangan-pandangan seperti itulah yang menghambat negeri ini sulit untuk HIDUP SEJAHTERA. Persepsi seperti ini yang mungkin membuat Pendidikan Finansial sulit masuk dalam dunia akademis.
Allah itu Maha Kaya. Allah itu Maha Pemberi Nikmat dan Rezeki.
Tetapi akan sulit dibukakan pintu kekayaan dan nikmat rezeki jika pandangan kita masih sempit mengenai kekayaan. Jadi kita pun harus mempertanyakan kembali keimanan kita, karena sebenarnya jika:
Bercita-cita jadi kaya, artinya kita percaya pada kekayaan Allah.
Bermimpi besar, artinya percaya pada kebesaran Allah.
Hanya menginginkan yang remeh-remeh, berarti meremehkan kemampuan Allah.
Mengutip rumus ABCD dari Ippho Santosa penulis buku Mega Bestseller Hanya 2 Menit Anda Bisa Tahu Potensi Rezeki Anda. Dimana Allah (A) telah menciptakan manusia, yang diawali dengan kelahiran (B, Birth) dan diakhiri dengan kematian (D, Death). Lalu diantara B dan D ada pilihan (C, Choice). Yang maksud daru rumus ABCD adalah bahwa kaya atau miskin bukan takdir, akan tetapi pilihan.
Jadi kita harus mengubah sudut pandang (sebagaimana pernah kita bahas dalam artikel KELUHAN-KELUHAN HIDUP PADA DUNIA & BAGAIMANA MENGATASINYA) tentang kekayaan. Kekayaan mungkin tidak menjamin kebahagiaan namun bisa menjadi ALAT BANTU yang memudahkan kita untuk LEBIH BAHAGIA (Sumpah! Nyari duit buat bayar listrik, ledeng dan tagihan-tagihan kredit itu repot dah~ silahkan kunjungi artikel PERHATIAN! JANGAN BACA INI KECUALI JIKA ANDA INGIN KAYA!)
Kekayaan mungkin tidak otomatis membuat kita menjadi mulia. Akan tetapi dengan kekayaan kita dapat membantu memuliakan keluarga, sesama dan agama (SUNGGUH SAYA MENYESAL! Saya baru memahami ilmu tentang membangun finansial ketika orang yang saya sayangi sudah tiada! Saya tidak bisa mengajak almh. Ibu saya jalan-jalan ke tempat yang indah, melakukan umrah bersama, makan ke tempat makanan yang enak dan lain sebagainya, oleh karena itulah kenapa saya ingin membangun GERAKAN INDONESIA CERDAS FINANSIAL agar tidak ada lagi orang-orang yang masih memiliki orang tua terhambat membahagiakan orang tuanya karena masalah finansial).
Ada pun biaya kesehatan yang tidaklah murah, membangun rumah tangga yang harmonis pun butuh biaya, pendidikan anak pun perlu biaya, begitu pun dengan infaq, sedekah dan zakat akan lebih bermanfaat jika nilainya besar~^^
Yaaahh~ kita coba renungkan sebentar perbandingan antara si kaya dan si miskin:
yang miskin bisa umrah. Yang kaya bisa umrah dan mengumrahkan (lebih nikmat rasanya kalau bisa umrah dengan keluarga besar atau rekan-rekan dekat) – Aset Akhiratnya pun dapat dengan membantu mengumrahkan orang lain.
yang miskin bisa sekolah. Yang kaya bisasekolah di sekolah yang berkualitas dan membangun sekolah) – Aset Akhiratnya pun dapat karena mampu menciptakan pendidikan yang berkualitas, apalagi jika dimasukan pendidikan yang membangun IQ (kecerdasan intelektuak), EQ (kecerdasan emosi), SQ (kecerdasan spiritual) dan FQ (kecerdasan finansial), insya Allah amalan berbagi ilmu yang bermanfaat bisa menjadi aset untuk di akhirat kelak.
yang miskin bisa ke masjid. Si kaya bisa ke masjid (bahkan ke berbagai masjid di seluruh dunia) dan membangun masjid – Aset akhiratnya dapat karena membangun tanah waqaf.
Yang miskin bisa menuntut ilmu. Yang kaya bisa menuntut ilmu dan membiayai majelis ilmu
Jadi sadarlah bahwa dengan kekayaan kita akan lebih mudah untuk melaksanakan zakat, sedekah, akikah, kurban, haji, umrah dll
“Uang bisa saja jadi akar dari kejahatan.
Tapi INGAT!
UANG JUGA BISA MENJADI AKAR DARI SEGALA KABAIKAN.”
Jadi jika ingin membangun ASET jangan hanya berorientasi horizontal saja (aset dunia untuk memenuhi kebutuhan duniawi), tetapi juga harus membangun ASET AKHIRAT (sebagai bekal di akhirat nanti) yaitu:
SEDEKAH JARIYAH(sedekah yang berterusan manfaatnya untuk masyarakat umum, seperti mendirikan masjid, sekolah, menggali sumur, mewakafkan tanah atau buku-buku agama dan lain sebagainya)
ILMU YANG BERMANFAAT (Berbagilah ilmu melalui literasi baik itu menulis artikel di blog atau membuat buku ditambah juga dengan mengajarkan sesuatu yang bermanfaat baik bagi sesama)
DO’A ANAK SHALEH (Seorang anak pun merupakan aset dunia dan akhirat, maka dari itu didiklah dengan baik, bangun kecerdasan spiritualnya dengan baik (berakhlak mulia) agar senantiasa mendoakan keduaorangtuanya seiring dikembangkannya kecerdasan intelektual, emosi dan finansial)
"Kedermawanan adalah memberi lebih banyak daripada yang kau bisa dan kebanggaan mengambil kurang dari yang engkau butuhkan"


























Komentar